KaBIN Sutiyoso (Foto: Antara/Sigid Kurniawan)
Keputusan Arab Saudi mengeksekusi mati 47 tahanan, termasuk ulama Syiah Nimr al-Nimr, menuai kekecewaan. Pun Indonesia. Pemerintah kini terus memantau dampak eksekusi tersebut.
"Ya ini kan politik internasional. Ya tentu kan kita juga kecewa ya, atau nyesel begitu," kata Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (4/1/2015).
Pria yang akrab disapa Bang Yos ini belum mengetahui apakah eksekusi ulama di Saudi bakal berdampak ke Indonesia. "Bagaimana sesama negara Islam ini kita lihat kan perkembangannya, efeknya kepada kita (Indonesia) ya," kata Bang Yos.
Eksekusi terhadap Nimr al-Nimr memicu protes di Timur Tengah, utamanya Muslim Syiah. Di Iran, pendemo menyerang Kedutaan Besar Saudi dan sebuah gedung konsulat di Mashhad.
Serangan terhadap Kedubes membuat Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran. Kedua negara ini sudah bersitegang sejak lama.
Dalam beberapa tahun terakhir, Saudi dan Iran terpecah atas perang sipil di Suriah. Iran mendukung rezim Suriah, sementara Saudi meluncurkan serangan terhadap pemberontak di Houthi di Yaman yang mendapat dukungan Iran.
Abdollahian juga mengatakan Saudi "telah menghancurkan kepentingan warganya dan Muslim di kawasan dengan plot menurunkan harga minyak."
Iran dan Saudi adalah negara produsen minyak besar. Namun jumlah produksi Riyadh jauh lebih besar dari Teheran.
Akibat ketegangan terbaru kedua negara, harga patokan minyak dunia Brent naik lebih dari 2,5 persen, dan lebih dari USD1 per barel ke level tertinggi pada pagi ini di level USD38,50 per barel, sebelum berkurang kembali ke USD38,28 per barel.
(Metro-TV-News/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar