Pesawat pembom strategis supersonic Rusia Tupolev Tu-160
Pesawat pembom strategis jarak jauh Rusia telah menjatuhkan bom hampir 1.500 bom pada posisi teroris ISIS di Suriah dan melakukan 145 serangan terhadap militan yang didukung asing sejak pertengahan November kata seorang komandan angkatan udara.
“Secara total, pesawat penerbangan jarak jauh di Suriah telah melakukan sekitar 145 misi serangan, telah menjatuhkan sekitar 1.500 bom dan meluncurkan sekitar 20 rudal jelajah,” kata wakil komandan angkatan udara Rusia Jenderal Anatoly Konovalov dalam wawancara dengan sebuah stasiun radio setempat, Sabtu (19/12/15).
Pembom strategis Tu-22 (Blinder) dan Tu-160 (Blackjack) telah lepas landas dari lapangan udara yang berbasis di Rusia dan menghabiskan 16 jam dalam penerbangannya untuk melaksanakan misi tempur di Suriah sejak bergabung dengan kampanye anti-teror pada 17 November.
Bomber jarak menengah Rusia Tu-22
Menurut komandan Rusia, Tu-22 melakukan pemboman berjalan, sementara rudal jelajah ditembakkan oleh pesawat tempur Tu-160.
“Itu luar biasa dan sesuatu yang baru bagaimana Tu-160s melakukan serangan dari pangkalan udara kami di utara Olenegorsk, terbang di sekitar Eropa, memasuki Mediterania dan meluncurkan rudal ke target ISIS di Suriah, menghantam target dengan presisi tinggi, “tambah Konovalov.
Sebelumnya, serangan udara anti-teror Rusia atas Suriah dilakukan secara eksklusif oleh pesawat tempur Sukhoi, termasuk pesawat tempur canggih Su-34 serta Su-25 dan pembom Su-24M.
Pernyataan Konovalov bertepatan dengan pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menyatakan bahwa militer Rusia belum menggunakan semua kemampuannya selama serangan udara anti-teror di Suriah.
Putin berbicara dalam konferensi pers tahunan di Moskow pada 17 Desember 2015. (AFP)
“Kami melihat seberapa pilot efektif dan petugas intelijen [di Suriah], mereka melakukan koordinasi yang efektif dengan angkatan militer lainnya – Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara,” kata Putin.
Putin lebih lanjut menekankan bahwa ” Rusia menggunakan senjata yang paling modern” selama operasi udara dan menegaskan bahwa Rusia “menggunakan segala sesuatu yang dimilikinya untuk menyerang ISIS dan kelompok teroris lainnya.
Dia juga mengusulkan ke cara lain melawan teroris yang berbasis di Suriah jika kondisi mengharuskan.
“Kami juga memiliki sarana tambahan. Jika dibutuhkan, kami akan kirimkan, “katanya.
Rusia telah terlibat dalam operasi terhadap elemen Takfiri dan sasaran teroris di Suriah sejak tanggal 30 September menyusul permintaan resmi oleh Presiden Bashar Assad.
(Mahdi-News/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar