Iran berhasil membuktikan bahwa dialog dan perundingan bisa menuntaskan setiap masalah. Sementara, Riyadh dan Tehran sedang menghadapi sebuah perseteruan serius serta sedang sibuk menarik sekutu. Tapi, ternyata ini tidak berhasil.
Hingga kini, hanya tiga negara: Bahrain, Jibouti, dan Sudan menjadi anggota koalisi Arab Saudi. Sedikit pengalaman yang dimiliki oleh Riyadh dalam memahami kondisi politik dan ekonomi dunia malah menjungkalkan negara ini ke jurang keterpencilan.
Arab Saudi menggembar-gemborkan serangan militer ke Suriah. Padahal Riyadh telah gagal dalam hal ini dan bahkan Pakistan sekalipun tidak memberikan dukungan.
Dalam kondisi perseteruan masa kini antara Riyadh dan Tehran ini, Iran memiliki orientasi yang berbeda dengan Arab Saudi dalam melihat kondisi ini. Tentu, sikap Tehran ini sekali lagi telah memarginalkan posisi Riyadh.
Iran tetap akan mengirimkan jamaah haji pada tahun 2016 ini. Sekalipun Arab Saudi telah menembaki 400 orang jamaah haji Iran pada tahun 1987, dan tahun ini, peristiwa Mina telah merenggut ratusan jamaah haji Iran.
Dalam kondisi seperti ini, apabila Arab Saudi melakukan hal-hal yang berbau permusuhan terhadap Tehran, maka mereka pasti tidak akan mampu menarik opini dunia, karena Iran telah menunjukkan siap memperbaiki hubungan dengan Arab Saudi.
Jangan kita lupakan, Iran semakin meningkatkan posisinya di hadapan Arab Saudi. Negara ini sedang menarik para investor asing. Sedangkan satu-satunya langkah Arab Saudi hanyalah menjual perusahaan Aramco untuk mengacaukan pasar petrokimia.
(The-Nation/Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar