Abu Abdillah Imam Ja’far bin Muhammad as berkata, “Jika ada orang yang diminta masyarakat untuk bangkit sebagai pemimpin sedangkan ada yang lebih layak darinya, maka orang itu tersesat, menciptakan bid’ah. Jika ada yang mengaku sebagai seorang Imam dari sisi Allah swt padahal bukan maka ia telah kafir.”
Kitab Al-Ghaibah karya Muhammad bin Ibrahim bin Ja’far yang dikenal dengan Nu’mani adalah ebuah kitab yang cukup kuno ditulis seputar Imam ke-12 Syiah, yaitu Imam Mahdi as. Kitab itu juga membahas isu kedatangan Imam Zaman as di akhir zaman. Kitab tersebut selesai ditulis pada tahun 342 Hijriah.
Nu’mani menulis kitab tersebut untuk menepis keraguan-keraguan seputar Imam Mahdi as sepeninggal Imam Hasan Askari as.
Dalam kitab itu disebutkan sebuah riwayat tentang orang yang mengaku sebagai pemimpin padahal bukan orang yang layak memimpin adalah orang yang tersesat. Bahkan jika ada yang mengaku sebagai Imam padahal bukan Imam maka ia telah kafir. Hadis tersebut disampaikan oleh Imam Shadiq as.
Lalu mari kita bayangkan bagaimana nasib orang yang membaiat seseorang yang bukan pemimpin sejatinya, juga tidak layak menjadi seorang pemimpin dan Allah swt serta nabi-Nya pun tidak ridha dengannya?
Dalam sebuah riwayat juga disebutkan bahwa Allah swt tidak akan memandang wajah tiga macam hamba: hamba yang mengaku sebagai Imam padahal bukan Imam, orang yang mengingkari Imam yang sebenarnya dan orang mengira dua macam hamba itu termasuk orang yang beriman.
Dengan demikian dapat dipastikan bahwa pemerintahan-pemerintahan yang didirikan atas nama agama sebelum Imam Zaman as datang padahal pemerintah itu tidak memandang nilai-nilai agama termasuk apa yang dimaksud dengan hadis-hadis di atas.
(Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar