IRAN sudah terlalu haus untuk meneguk darah Irak. Tidak ada kamus damai di Teheran untuk menyelesaikan perang dengan Irak yang kini telah berlangsung tujuh tahun dan menelan jiwa manusia puluhan ribu. Untuk memenuhi keinginannya, Iran harus memperoleh banyak senjata dan juru tempur.
Di masa dunia mengalami paceklik, karena harga minyak merosot, Iran sulit memperoleh senjata murah di pasaran gelap. Untuk itu kini dikabarkan, Iran mulai memproduksi sendiri berbagai jenis senjata dan amunisi, termasuk bom nuklir.
Selama dua tahun terakhir, negara kontroversial ini telah mengurangi pajak impor senjata antara dua sampai dua setengah juta milyar dollar AS per tahun. Demikian menurut Hans-Heino Kopietz dari International Institute for Strategic Studies di London.
Anggaran impor senjata Iran tersebut kemungkinan besar akan cenderung turun terus. Regim Teheran akan memproduksi beberapa jenis senjata sendiri. Tapi mereka tetap membeli banyak perangkat keras, seperti pesawat-pesawat tempur.
Perang tujuh tahun membuat Iran harus mengeluarkan uang sebesar 7 sampai 10 milyar dollar per tahun. Jatuhnya harga minyak yang menyebabkan berkurangnya sumber pendapatan Teheran, memaksa Iran memeras otak dan keringat membuat alat pembunuh sendiri. Menurut para pengamat Barat, Iran kini sedang membuat rudal permukaan ke permukaan dan peluncur roket.
Selain itu, regim Ayatullah Khomeini juga sedang bersusah payah membuat rudal antitank, pesawat terbang pengintai tanpa awak, senjata artileri, senjata otomatis serta berjenis-jenis amunisi.
***
DUGAAN bahwa Iran sedang memproduksi senjata sendiri diperkuat pernyataaan-pernyataan para pejabat negeri itu sendiri akhir-akhir ini. Kantor berita resmi Republik Islam Iran, Irna, belum lama ini mengutip pernyataan menteri Korps Pengawal Revolusi Mohsen Rafiq-Doust. Dikabarkan, menteri itu bilang Teheran mengeluarkan 400 juta dollar AS untuk industri peralatan perang. Hasil produksi itu, katanya, akan menguras uang sekitar 1,3 milyar dollar bila dibeli di pasaran luar.
Rafiq-Doust adalah tokoh pengawal Revolusi yang mempunyai peranan kunci dalam pengembangan produksi senjata dalam negeri. Menurut orang ini, Iran kini membuat sendiri 80 persen dari seluruh amunisi yang dimiliki. Tapi ahli Barat menduga, hanya 50 sampai 60 persen amunisi yang dibuat Iran sendiri.
Ketua Parlemen Iran yang terkenal berhaluan keras, Hashemi Rafsanjani lebih memperkuat lagi dugaan pembuatan senjata sendiri di negeri itu. Katanya, 500 batalyon Basij (kaum sukarelawan) yang dikirimkan ke medan laga beberapa bulan terakhir ini dipersenjatai dengan senjata dan perlengkapan buatan sendiri. “Kami telah membuat langkah besar dalam bidang produksi perlengkapan militer untuk kami sendiri,” ujar Rafsanjani ketika mengunjungi sebuah pabrik mortir 60 dan 120 mm belum lama ini.
Para pemimpin Iran lainnya juga menyatakan badan-badan industri pemerintah telah mengubah pabrik-pabrik mesin menjadi pabrik pemroduksi senjata artileri, mortir, rudal anti-tank, senjata mesin 9 mm dan jenis-jenis senjata lainnya. Rafiq-Douts bulan lalu mengatakan, selama ini telah diadakan 12.000 seminar yang diselenggarakan pihak swasta mengenai bagaimana caranya memproduksi perlengkapan militer.
Paling sedikit 115 institut dan perguruan tinggi teknik Iran telah diperintahkan untuk mengembangkan senjata-senjata baru. Kantor berita Irna baru-baru ini mengutip pernyataan Wakil Menteri Pendidikan Jaafar Alaqemandan yang mengatakan, beberapa perguruan tinggi dan sekolah sedang sibuk menciptakan granat tangan, peluru meriam, mortar, dan lain-lain.
Perguruan tinggi di Tabriz, Iran barat laut, telah menghasilkan ribuan mortir dan sejumlah jembatan ponton yang diberikan kepada 400.000 personel Pengawal Revolusi. Dengan persenjataan dari perguruan tinggi itu para Pengawal Revolusi telah mengadakan operasi ampibi di rawa-rawa dan sungai-sungai di front pertempuran selatan.
Dilaporkan pula, seorang mahasiswa di Isfahan telah berhasil menciptakan sebuah Howitzer yang bisa disimpan, dipasang, dan ditembakkan dengn pengontrol jarak jauh (remote control). Penemuan ini memungkinkan penembaknya menggunakan senjata tersebut dari jarak jauh sehingga aman dari balasan tembakan Irak.
Sumber-sumber Barat mengatakan, para Pengawal Revolusi telah mencoba Howitzer buatan mahasiswa tersebut dalam perang melawan Irak di front selatan. Diharapkan, senjata itu akan diproduksi besar-besaran di Iran.
***
BARU-baru ini Rafsanjani menyatakan, pabrik-pabrik industri Iran sedang memproduksi suku cadang terbuat dari perangkat keras dari Amerika Serikat. Angkatan Darat dan Angkatan Udara Iran di masa Shah Mohammad Reza Pahlavi diperlengkapi dengan peralatan buatan Amerika Serikat.
Sekarang, Iran tidak bisa lagi mendapatkan bantuan senjata jadi dari luar. Mereka memproduksi sendiri rudal permukaan ke permukaan yang terkenal dengan nama “Ohgab” (Elang). Rudal ini nampaknya tiruan dari rudal buatan Uni Soviet Scud-B. Rudal buatan Uni Soviet tersebut bisa sampai ke Iran lewat Libya.
Menurut para pengamat, Iran telah memiliki sistem pemandu kelembaban IGS (Inertia Guidance System). Oleh karena dalam serangan berdarah ke Irak yang terkenal dengan nama sandi Karbala-5 tahun ini juga, Iran menyatakan berhasil menembakkan puluhan roket ke Basra, kota terbesar kedua di Irak.
Data lengkap mengenai senjata yang diproduksi Iran belum begitu lengkap. Menurut sumber diplomatik asing di Teheran, Iran mulai memproduksi sendiri rudal tahun lalu. Pembuatan senjata itu nampaknya membutuhkan waktu lima tahun. Salah satu perancangnya dan beberapa teknisi pembuatan rudal itu tewas pada tahun 1983 ketika sebuah rudal asli yang akan digunakan sebagai contoh menghantam sebuah pusat pengontrol peluncuran di Iran Timur.
Menurut beberapa sumber, Iran juga sedang mengembangkan alat pengontrol jarak jauh pesawat terbang kecil yang diperlengkapi kamera televisi. Pesawat-pesawat tersebut berkali-kali diterbangkan ke wilayah musuh untuk menjalankan misi pengintaian. Iran berkali-kali menyatakan berhasil menembak jatuh beberapa pesawat dalam pertempuran di Basra.
Iran juga dikabarkan sedang mencoba mengembangkan dua jenis helikopter. Para diplomat asing menyatakan pernah melihat jenis helikopter buatan Iran tersebut.
***
LEBIH jauh dan mengerikan lagi, Iran dikabarkan sedang memikirkan pengembangan senjata kimia. Kamal Kharrazi, kepala pusat penerangan perang Iran, baru-baru ini mengumumkan Iran telah mengembangkan teknologi pembuatan senjata kimia, termasuk gas beracun toxic. “Bila Irak tetap memaksa kita harus menggunakan senjata tersebut, maka segala sesuatunya telah siap untuk memproduksinya secara besar-besaran,” ujar Kharrazi kepada para wartawan di Teheran.
Para pengamat Barat yakin, Iran bisa membuat gas Mustrad dan senjata kimia dengan bahan Chlorine. Para pengamat itu juga yakin kini Iran sedang berusaha mengadakan penelitian kemungkinan pembuatan senjata nuklir. Usaha ini merupakan penggalian atas program-program yang pernah dicanangkan regim Shah Iran. Beberapa tokoh Amerika Serikat juga yakin program pengembangan nuklir sedang dalam proses di Iran. Bahkan ada yang menduga Iran berusaha membuat bom nuklir. Tapi, banyak pula ahli yang meragukan kemampuan Iran untuk membuat bom atau senjata nuklir. Seandainya bisa, walaupun dalam jangka lama, apa yang akan terjadi?
(AP/Ed Blanche/osd/Kompas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar