Amerika Serikat beserta empat negara lain anggota tetap Dewan Keamanan PBB (Inggris, China, Perancis, dan Rusia) plus Jerman disebutkan mendesak Dewan Keamanan PBB agar menjatuhkan “hukuman” kepada Iran karena tak memenuhi tenggat yang tepat ditetapkan untuk menghentikan program pengayaan uraniumnya.
Namun, diperkirakan hanya empat dari keenam negara itu yang kembali mendesak DK PBB agar menjatuhkan sanksi baru kepada Iran. Ini mengingat Rusia dan China kemungkinan menolak desakan itu.
Sampai saat ini sudah tiga sanksi yang diberikan kepada Iran. “Karena Iran tidak memberikan tanggapan atas tawaran bantuan teknologi dari keenam negara itu, menyusul permintaan untuk menghentikan program pengayaan uraniumnya, tidak ada pilihan lain selain memberikan hukuman yang lebih berat,” kata juru bicara di Gedung Putih, Dana Perino, Selasa (5/8)
Menurut harian The Washington Post dan The New York Times, AS telah menolak surat Iran ke Uni Eropa yang dikirimkan, Senin. Juru bicara untuk misi AS di PBB, Ric Grenell, menegaskan, tawaran bantuan teknologi keenam negara itu sudah sangat jelas. Namun, kata Grenell, tanggapan Iran yang tidak jelas.
The New York Times mengutip beberapa diplomat AS dan Eropa yang menilai surat Iran “tak bisa diterima” dan masalah Iran harus dikembalikan ke DK PBB. “Sudah kami duga sebelumnya. Pada dasarnya, surat itu menyatakan Iran akan memberikan jawaban hanya jika kita juga memberikan jawaban tentang beberapa poin dalam tawaran bantuan dari kami,” kata diplomat Eropa yang tidak mau disebutkan namanya.
Setelah diterima Kepala Urusan Kebijakan Luar Negeri UE Javier Solana, surat dari Iran tersebut dikirim kepada keenam negara itu, Selasa malam. Di dalam suratnya, Iran berjanji memberikan jawaban yang jelas segera setelah mereka menerima klarifikasi mengenai beberapa hal dalam tawaran itu.
“Iran siap memberi tanggapan jelas tentang usulan Anda segera setelah menerima ‘jawaban yang jelas’ untuk beberapa pertanyaan kami,” kutip berbagai media dari surat satu halaman Iran itu.
Sampai saat ini AS sudah mendapat dukungan dari Inggris dan Perancis untuk mengajukan surat desakan kepada DK PBB tentang persoalan Iran ini. Namun, sikap dari tiga negara yang lain belum jelas. Bahkan, kemungkinan besar Rusia dan China – dua negara rekan dagang besar Iran -- tak akan mendukung langkah itu. Seiring dengan ancaman sanksi baru, AS juga mengingatkan bahwa jika Iran tetap keras kepala, tak tertutup kemungkinan AS akan mengambil tindakan militer.
Rugikan Iran
Menjawab ancaman Iran yang menyatakan akan menutup Selat Hormuz jika suatu saat diserang, Pentagon mengingatkan, langkah itu justru merugikan Iran sendiri. Apalagi mengingat ekonomi Iran yang tergantung dari hasil keuntungan minyak bumi.
“Menutup Selat Hormuz dan Teluk Persia sama saja dengan mengaku kalah,” kata Geoff Morrell dari Urusan Media di Pentagon.
Menteri Transportasi dan Wakil Perdana Menteri Israel Shaul Mofaz mengecam dan menuding Iran sebagai “sumber dari semua kejahatan”.
Oleh karena itu, program pengayaan nuklir Iran menjadi ancaman bagi Israel dan perdamaian dunia.
“Surat Iran untuk UE itu hanya akal-akalan strategi Iran selama bertahun-tahun untuk mengulur waktu agar mereka bisa melanjutkan pengayaan itu,” kata Mofaz yang pernah menjadi Menteri Pertahanan Israel.
(Reuters/AFP/Kompas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar