Ketika seseorang mencari ilmu namun di sisi lain ia tidak mensucikan diri, maka ilmu yang ia dapat bisa menjadi senjata yang berbahaya bagi orang lain. Oleh karenanya ilmu dan pensucian diri adalah sepasang sayap yang tak bisa dipisahkan.
Hujjatul Islam Asghar Qaemi, seorang intelektual hauzah saat diwawancarai oleh wartawan Shabestan dalam menjawab pertanyaan, “Bagaimana kegiatan-kegiatan ilmiah bisa menghasilkan perdamaian untuk masyarakat?” beliau mengatakan, “Akar segala kekacauan, peperangan dan pertikaian berakar pada kebodohan. Di sisi lain, ketika ada ilmu pasti ada perdamaian dan ketentraman.”
Beliau menyampaikan perkataan Imam Ali as yang berbunyi, “Ilmu adalah kehidupan.” Kemudian beliau menjelaskan, “Artinya ilmu sama dengan seluruh arti kehidupan. Jika tidak ada kehidupan, rasanya hidup kita ini adalah kematian.”
Ruhaniawan hauzah itu menambahkan, “Agama Islam sangat menekankan pentingnya ilmu. Menuntut ilmu dianggap sebagai suatu kewajiban bagi umat manusia baik laki-laki maupun perempuan.”
Beliau menjelaskan, “Mungkin menuntut ilmu dianggap wajib karena ketika manusia memiliki pengetahuan ia akan memahami titik perbedaan antara yang benar dan yang batil, dengan demikian ia bisa memilih kebenaran dari pada kebatilan.”
Hujjatul Islam Qaemi juga mengingatkan pentingnya pensucian diri sebelum menuntut ilmu. Menurut beliau ilmu dan pensucian diri adalah sepasang sayap yang tidak bisa dipisahkan. Beliau berkata, “Ketika seseorang mencari ilmu namun di sisi lain ia tidak mensucikan diri, maka ilmu yang ia dapat bisa menjadi senjata yang berbahaya bagi orang lain. Oleh karenanya ilmu dan pensucian diri adalah sepasang sayap yang tak bisa dipisahkan.”
Beliau tambahkan, “Dalam Al-Qur’an bahkan dijelaskan bahwa pensucian diri harus lebih dahulu dilakukan sebelum menimba ilmu.”
(Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar