Ditulisnya nama raja Saudi di kain yang Ka’bah menuai kritikan dari kalangan umat Islam, khususnya di media-media sosial online.
Para pengguna media sosial akhir-akhir ini diributkan dengan berita dipajangnya nama-nama raja Saudi di gerbang kota Makkah dan Madinah. Tidak hanya di gerbang-gerbang kota itu saja, nama raja Saudi juga dipajang di dinding Ka’bah bersama ayat-ayat Al-Qur’an dan laadz-lafadz dzikir. Bagi para pengguna media-media sosial hal itu bertentangan dengan kehormatan Islam.
Nama raja Saudi ditulis di atas kain sutra dengan benang emas dan perak. Sekitar 200 karyawan Saudi bekerja di sebuah pabrik yang mengerjakan tulisan-tulisan di kain dinding Ka’bah.
Peletakan nama raja Saudi di sela-sela ayat Al-Qur’an dan lafadz-lafadz dzikir seperti Ya Hayyu Ya Qayyum, Ya Rahman Ya Rahim dan lain sebagainya bagi umat Islam tidaklah pantas.
Kain Ka’bah terbuat dari sutra selebar 5,3 meter dan tinggi 6,5 meter dengan hiasan-hiasan yang disulam dengan benang emas dan perak.
Bagi para penentang rezim Al Sa’ud, kerajaan Saudi menjadikan Islam sebagai tunggangan mereka dalam berkuasa. Padahal jelas sekali segala tindakan kerajaan Al Sa’ud bertentangan dengan norma-norma Islami. Seperti invasi Yaman yang hingga kini terus berlangsung dan menewaskan banyak korban sipil.
(Al-Alam/Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar