“Turki dan Arab Saudi tidak memiliki peran dalam mengambil keputusan untuk melakukan operasi militer di Suriah. Negara-negara asli tidak akan memberikan izin kepada kedua negara ini untuk mengambil keputusan sendiri.”
“Turki dan Arab Saudi hanya menjalankan perintah,” ujar Basyar Asad ketika berbicara di hadapan anggota Dewan Sindikat Damaskus hari ini.
Asad menuturkan, mungkin sebagian negara akan melakukan tindak kedunguan di Suriah. Akan tetapi, negara-negara asli pengambil keputusan tidak akan pernah mengizinkan negara-negara pemain untuk mengambil keputusan sendiri.
“Hingga kini mereka mengatakan gencatan senjata selama satu minggu. Ini bagus. Akan tetapi, siapakah yang bisa mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam satu minggu? Pihak manakah yang akan berdialog dengan kelompok teroris? Kelompok ini tidak pernah menerima gencatan senjata,” ujar Asad.
Asad menekankan, prioritas kita adalah memerangi terorisme. Gencatan senjata untuk menggapai perdamaian memerlukan sebuah pondasi yang kuat.
“Setiap proses transisi kekuasaan di Suriah harus berjalan sesuai UUD negara ini,” tandas Asad.
Basyar Asad menilai bahwa konferensi Riyadh hanyalah sebuah kombinasi antara pengkhianatan dan terorisme. “Tak satu negara manapun mau berdialog dengan kelompok teroris,” ujarnya.
Asad menekankan bahwa perang Suriah adalah sebuah perang dunia dan akan terseret hingga Laut Cina. “Program ini bertujuan untuk mewujudkan disintegrasi Suriah berlandaskan pada etnis dan kabilah,” tukasnya.
(Al-Jazirah/Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar