Dari Haiti hingga Iraq dan Suriah

Amerika adalah sebuah negara yang sangat berbahaya. Sudah lebih dari 5 tahun, rakyat Suriah menderita lantaran agresi langsung Amerika ini.

Fantasi besar Amerika untuk proyek “abad Amerika baru” sedang mundur selangkah dengan serius. Sekalipun demikian, negara ini masih berusaha untuk menancapkan kuku-kuku imperialisme di dunia.

Basyar Asad mampu memelihara posisinya selama 5 tahun dan tidak mengacuhkan celotehan Barack Obama supaya ia hengkang dari kekuasaan. Sangat menguntungkan, Asad tidak meninggalkan perlawanan. Akhirnya, Vladimir Putin pun bersedia berdiri di sisinya. Bukan hanya dalam pernyataan, tetapi dalam ranah praktis.

Serangan-serangan udara Rusia telah berhasil memperkuat posisi militer Suriah. Hanya 4 bulan berlalu, Da‘isy dan kelompok-kelompok teroris yang lain sedang melarikan diri terbirit-birit.

Pertemuan perdamaian Suriah di Jenewa memang sedang melakukan istirahat. Akan tetapi, masalah sudah tuntas dan Asad tidak akan pergi ke mana-mana.

Lebih dari 250 ribu rakyat Suriah terbunuh dan 9 juta orang, baik di dalam maupun luar Suriah, telah terlantar. Semua kejahatan kemanusiaan ini terjadi lantaran intervensi langsung Amerika.

Banyak kandidat pilpres Amerika, baik dari kubu Demokrat maupun Republik, yang mendukung imperialisme dan kekerasan di Suriah. Akan tetapi, proyek ini telah kalah. Dan kekalahan ini sangat bagus untuk umat manusia.

Kemenangan Rusia mungkin bisa menjadi pelajaran bagi Amerika. Akan tetapi, negara imperialis tidak akan pernah mundur sekalipun harus kalah.

Barack Obama sebentar lagi akan lengser. Akan tetapi, penggantinya tidak akan lebih baik dari dia. Mungkin para kandidat presiden Amerika bisa menampilkan diri berpura-pura mendukung perdamaian. Akan tetapi, mereka sebagaimana kubu Republik pasti akan menciptakan kekacauan dunia.

Setiap perang dunia, mulai dari yang kecil seperti Haiti hingga yang besar seperti Iraq dan Suriah, terjadi lantaran intervensi langsung Amerika.

(Global-Research/Shabestan/ABNS)