PM Israel Benjamin Netanyahu menunjuk sebagai ia menghadiri sebuah konferensi di pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia di Davos, 21 Januari, 2016. (Foto: AFP)
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Arab Saudi melihat Tel Aviv “sebagai sekutu bukan sebagai musuh” seperti yang ia klaim ada “perubahan kebijakan Saudi yang bagus” tentang masalah Palestina.
“Arab Saudi mengakui bahwa Israel lebih sebagai sekutu daripada musuh karena keduanya menganggap ancam mereka adalah Iran dan ISIS,” katanya kepada CNN Fareed Zakaria di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos, Jumat (22/1/16).
Baik Arab Saudi maupun Israel sama-sama keras menentang kesepakatan nuklir antara Iran dan Barat yang baru dilaksanakan. Mereka mengkhawatir perjanjian itu bisa meningkatkan peran Iran di wilayah tersebut.
Pekan lalu, Wall Street Journal melaporkan bahwa Israel secara aktif mencari cara untuk memperkuat hubungan dengan kekuatan Arab setelah kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan dunia tercapai.
Ideologi ISIS berakar dari Wahhabisme yang secara luas disebarkan oleh ulama Saudi dan diakui oleh penguasa kerajaan.
Baik Arab Saudi maupun Israel sama-sama mendukung kelompok Takfiri di Suriah. Sementara itu, tidak ada kasus serangan ISIS ke Saudi maupun ke Israel.
Netanyahu juga mengatakan “ada perubahan besar terjadi” dalam kebijakan Arab terkait masalah Palestina, sebelumnya “hubungan” Israel dengan negara-negara Arab tidak diketahui.
“Dengan memelihara hubungan seperti itu dengan dunia Arab, benar-benar bisa membantu kita menyelesaikan konflik Israel-Palestina, dan kami benar-benar bekerja menuju tujuan itu,” katanya.
Tawaran Netanyahu ke Arab Saudi dan sekutunya datang di tengah-tengah kecaman internasional setelah Tel Aviv menyatakan 154 hektar (380 are) wilayah Palestina di Lembah Yordan diklaim sebagai “tanah negara.”
Yuval Steinitz, menteri Israel untuk infrastruktur nasional, energi, dan air, sekembalinya dari sebuah konferensi energi di UAE baru-baru ini menyatakan Tel Aviv baru-baru ini mengirim misi diplomatik.
Dalam beberapa bulan terakhir, Mesir mengutus kembali duta besarnya untuk Tel Aviv sementara beberapa pilot Yordania melakukan “kunjungan kerja” ke Israel dan dilatih oleh Israel selama latihan militer yang disponsori AS.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga baru-baru ini menyatakan keinginannya untuk mengurangi ketegangan dengan Israel setelah mencapai kesepakatan bulan lalu untuk memulihkan. Sudan juga dikatakan mempertimbangkan normalisasi hubungannya dengan Israel. []
(Mahdi-News/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar