Pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Khamenei mengecam serangan kepada Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran. Hubungan kedua negara menegang usai hukuman mati ulama Syiah Nimr al-Nimr oleh Arab Saudi.
Imbas dari hukuman mati tersebut, muncul protes dari warga Iran,-yang sebagian besar populasinya adalah Syiah- dan melakukan protes di depan kantor perwakilan Arab Saudi. Pada 2 Januari, serangan pun dilakukan pada pendemo dan berujung pada pembakaran kantor perwakilan itu.
"Seperti halnya serangan terhadap Kedutaan Inggris (di Teheran) sebelumnya, ini tidak sesuai dengan Iran dan Islam," ujar Ayatullah Khamenei, seperti dikutip AFP, Rabu (20/1/2016).Sehari setelah serangan di kantor perwakilan Arab Saudi, Negeri Kaya Minyak itu memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran. Beberapa negara Arab lain menurunkan status diplomatiknya di Iran atau memanggil pulang diplomat mereka.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al Jubeir mengatakan serangan itu jelas mencerminkan pendekatan kebijakan yang diambil Iran terhadap kawasan Arab, khususnya intervensi Iran dalam urusan negara-negara di kawasan itu, yang mendorong bentrokan sektarian dan menimbulkan gejolak keamanan dan stabilitas.
Khawatir dengan kondisi Timur Tengah yang bergejolak, Presiden Joko Widodo mengirim Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk menyampakan surat khusus. Surat itu disampaikan kepada Presiden Iran dan Raja Arab Saudi.
Surat itu diterima langsung oleh Presiden Iran Hassan Rouhani dan Raja Arab Saudi, Salman.
Juru Bicara Kemenlu RI Arrmanatha Nasir menyebutkan, kunjungan ini merupakan langkah konkret Indonesia untuk membantu penyelesaian konflik antara Arab Saudi dan Iran. Menurutnya, jika kedua negara bersedia, Indonesia siap membantu.
Sedangkan untuk solusinya, Arrmanatha menyebutkan pasti akan ada tahapan-tahapannya. Menurutnya Indonesia sudah banyak pengalaman dalam konflik seperti ini dan Indonesia bisa mengatasinya.
(Metro-News/Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar