Kepala Kontrol Kualitas Pendidikan Inggris, mengumumkan bahwa setiap sekolah-sekolah yang mengizinkan staf dan murid-muridnya memakai Burqa’ maka akreditasi sekolahnya akan diturunkan dibanding sekolah-sekolah lainnya.
Sir Michael Wilshaw menyatakan bahwa ia mendukung penuh sekolah-sekolah yang melarang pemakaian Burqa’ yang tidak sesuai tempatnya.
Tentang masalah ini Kepala Kontrol Kualitas Pendidikan Inggris juga menjelaskan, “Yang saya khawatirkan ialah beberapa kepala sekolah berusaha membatasi pemakaian Burqa’ di sekolah karena mendapat tekanan dari pihak lain, akan tetapi saya ingin meyakinkan mereka supaya dapat memegang dukungan saya ini.” kementrian Inggris juga sependapat dengan ucapan Wilshaw tersebut.
“Kami sangat senang mendengar kepala-kepala sekolah yang membatasi pemakaian Burqa’ dan kami mendukung penuh kebijakan mereka,” ujar Kementrian Pendidikan Inggris.
“Menggunakan Burqa’ dapat membatasi Interaksi yang efektif antara guru dan murid,” tutur Sir Michael Wilshaw.
Namun, pusat-pusat pendidikan dan para ulama Islam mengkritik keras kebijakan Wilshaw tersebut. Mereka menyebut pelarangan Burqa’ adalah sebuah penghinaan terhadap independensi sekolah.
Andrew Clapham, Ahli Inspeksi Sekolah di Nottingham Trent University mengatakan bahwa pernyataan dan kebijakan Wilshaw tidak berdasar sama sekali.
“Tidak ada satu dalil pun yang menyatakan bahwa memakai hijab dapat mempengaruhi kemampuan akademis dan intelektual seseorang,” jelas Andrew Clapham.
Dr Siddha Ali, seorang professor sosiologi di Universitas Oxford mengatakan bahwa pernyataan dan kebijakan Kepala Kontrol Kualitas Pendidikan Inggris digambarkan sebagai tindakan ekstrim yang dapat mengakibatkan protes umat Islam di dunia.
“Siapapun harus menghormati keyakinan umat muslim, dan jangan memaksa mereka untuk melakukan hal-hal yang dapat merusak identitas dan dan jati diri mereka,” jelas Dr Siddha Ali.
(Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar