Ternyata anak-anak pengungsi dari Suriah dieksploitasi dan dipekerjakan di pabrik-pabrik produksi pakaian milik Eropa di Turki.
Setelah ditelusuri, akhirnya perusahaan-perusahaan besar produsen pakaian di Inggris seperti H&M dan Next menyadari bahwa pabrik-pabriknya di Turki ternyata mengeksploitasi anak-anak kecil pengungsi dari Suriah.
Oleh karena itu mereka sedang menyelidik kasus ini dan menuntut pihak yang terkait kasus eksploitasi tersebut.
Anak-anak pengungsi Suriah yang dipekerjakan di pabrik-pabrik itu biasanya dibayar dengan upah yang sangat murah dari pada pekerja biasanya. Dengan demikian mereka dimanfaatkan untuk mengurangi biaya produksi oleh sebagian pihak.
Padahal menurut undang-undang Turki dan juga internasional, memperkerjakan anak-anak di bawah usia 12 tahun adalah ilegal.
Semenjak setahun terakhir banyak sekali para pengungsi yang meninggalkan kampung halaman mereka di Suriah menuju Turki untuk menghindari perang dan mencari hidup baru.
Lembaga-lembaga HAM setempat telah membuktikan betapa buruk kondisi pengungsi-pengungsi tersebut yang harus mendapat perhatian dunia.
Selain itu para pengamat HAM di Turki juga pernah mengumumkan bahwa dua per tiga anak-anak pengungsi Suriah di Turki tidak bisa masuk sekolah.
Menurut laporan tersebut, penyebab anak-anak itu tidak bisa sekolah adalah kendala bahasa dan keuangan keluarga pengungsi. Mereka memberitakan, “Di antara lebih dari 700 ribu anak Suriah, hanya 300 ribu saja yang bisa masuk sekolah.”
Para pengamat HAM tersebut mengingatkan, “Tidak bisa sekolahnya anak-anak adalah masalah yang sangat mengkhawatirkan dan bisa membahayakan generasi mendatang kita.”
(Independent/Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar