PBB mengkhawatirkan keadaan tawanan jurnalis Palestina yang saat ini berada di penjara Rezim Zionis Israel dan dikabarkan sedang melakukan aksi mogok makan.
Dilansir dari kantor berita Al-Manar, Robert Baer Koordinator Kemanusiaan PBB untuk wilayah Palestina yang diduduki mengatakan bahwa kami mengkhawatirkan memburuknya keadaan dan kesehatan dari “Muhammad Al-Qiq” tawanan asal Palestina dikabarkan sudah 70 hari melakukan aksi mogok makan.
“Muhammad Al-Qiq melakukan aksi mogok makan untuk memprotes penahanan sewenang-wenang dan perlakuan buruk terhadap tahanan Palestina yang dilakukan oleh Rezim Zionis Israel,” papar Robert Baer.
“Setiap pernyataan tentang perlakuan buruk yang dilakukan Zionis Israel harus segera dilakukan investigasi secara menyeluruh,” tambah Robert Baer Koordinator Kemanusiaan PBB tersebut.
Jaksa Agung Rezim Zionis Israel, pada hari Senin menolak pembebasan terhadap wartawan tersebut yang ditahan karena masalah administratif , Al-Qiq sejak pertengahan bulan Desember lalu ditahan oleh Rezim Zionis Israel.
Dalam hal ini, Muhammad Al-Qiq (33 tahun) pada tanggal 21 November tahun lalu ia ditangkap di rumahnya di Ramallah daerah Tepi Barat, 4 hari setelah ditahan ia melakukan aksi mogok makan, dan setelah melakukan aksinya kondisi kesehatannya menurun drastis, berat badannya menurun sebanyak 35 Kg sampai untuk menggerakkan badannya saja tidak mampu lagi, 50 % pendengarannya juga memburuk, matanya juga terkena peradangan yang parah.
Aksi mogok makan tersebut dipicu karena sejumlah orang asal Palestina ditahan oleh Pemerintah Israel tanpa melalui proses persidangan. Mereka pun ditahan selama berbulan-bulan tanpa ada dakwaan yang diarahkan kepada mereka.
Mengetahui nasib anggota keluarganya tidak jelas pihak keluarga justru mendukung aksi mogok makan yang berbahaya itu.
(Shabestan/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar